Kisah Penjual Parang, Berjibaku Merawat Asa di Tengah Pandemi

Kendari, Sorotsultra.com – Pandemi Covid-19 tidak hanya melumpuhkan perekonomian global, namun juga berdampak hingga ke level masyarakat kecil.

Seperti kisah pak Murdiono ini misalnya. Perantau asal Jawa Timur itu harus ekstra memeras keringat mencari sesuap nasi ditengah pandemi Covid-19 yang seakan tak ada ujung.

Sehari-hari pria 67 tahun itu berkeliling menjajakan parang yang diambilnya dari seorang teman berprofesi sebagai pengrajin parang.

“Iya mas, jualan ini bukan saya yang buat, tapi ada teman saya pengrajin parang. Saya hanya membantu untuk menjualnya saja,” bebernya saat ditemui tim sorotsultra.com di seputaran bundaran Tank Anduonohu. Kamis, 11/3/2021.

Hasil jualan parang tersebut, kata Murdiono digunakan untuk menafkahi istri dan empat orang anaknya.

“Ya lumayan mas, hasilnya untuk sekedar bertahan hidup,” ujarnya.

Di tengah terpaan pandemi yang berkepanjangan, Murdiono mengaku penghidupan semakin sulit. Tak ayal, dirinya bekerja banting tulang demi menafkahi keluarga kecilnya.

“Berbagai cara saya lakukan mas. Selain menjual parang, saya juga jualan sayur dan buah. Bahkan menggarap lahan orang lain untuk bercocok tanam,” kata Murdiono.

Baca Juga :  DPW FKBPPPN Sultra Gelar Penanaman Pohon di Kolam Retensi Boulevard Kendari Dalam Rangka Hari Pohon Sedunia 2023

“Insya Allah saya ikhlas lakukan itu semua untuk menghidupi keluarga tercinta, karena kalau hanya berjualan parang saja, tidak bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari,” tandasnya.

Ia mengakui sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020 yang lalu, angka penjualan parang yang ia jajakan menurun drastis sekitar 7 hingga 8 buah dalam sebulan, di mana sebelum Pandemi ia bisa menjual 12 hingga 15 buah parang.

Ia pun berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir agar kondisi perekonomian keluarga nya bisa kembali seperti semula.(RED)