PLN UPDK Kendari Akan Mengimplementasikan Co-firing di PLTU Nii Tanasa

Kendari, Sorotsultra.comPLN UPDK Kendari akan mengimplementasikan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara di PLTU Nii Tanasa, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Hal tersebut disampaikan oleh Manajer PLN UPDK Kendari, Ir. Muhammad Rusli Sain, S.T., M.Si., IPM., saat memberikan sambutan dalam kegiatan Go Live Komersial co-firing PLN UPDK Kendari, PLTU Nii Tanasa 2×10 MW, di kantor PT. PLN (Persero) Area Kota Kendari.

Co-firing adalah proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara di PLTU. Biomassa dapat berasal dari berbagai limbah, seperti dari pertanian, industri pengolahan kayu, hingga limbah rumah tangga serta tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan Hutan Tanaman Energi, misalnya pohon kaliandra, gamal, juga lamtoro.

“PLN akan terus mendorong dan meningkatkan metode co-firing, yang akan kita implementasikan ke PLTU Nii Tanasa. Proses co-firing dilakukan tanpa menambah biaya ataupun membangun pembangkit EBT (biomassa) baru, sehingga lebih kompetitif. Selain itu sebagai langkah nyata untuk mengurangi kadar emisi dan meningkatkan pemanfaatan bahan baku baru dan terbarukan,” kata Rusli Sain. Rabu 27/10/2021.

Baca Juga :  1 Pekerja di Bawah Umur Tewas Tersengat Listrik Saat Pasang Tiang Telkom di Konawe

Bahkan saat ini lanjut Rusli Sain, PLN UPDK Kendari melalui PLTU Nii Tanasa telah memanfaatkan bio massa dari cangkang sawit yang disuplai dari Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan. Dengan perkiraan pemakaian pada tahap awal sekitar 6.664 ton cangkang sawit dalam satu tahun ke depan.

“Di tahun-tahun mendatang kita akan terus kembangkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan selain cangkang sawit, yang memiliki potensi dan bisa dibudidayakan di bumi anoa, seperti pemanfaatan pohon kaliandra, gamal, dan lamtoro di wilayah kepulauan,” bebernya.

Program co-firing pada PLTU juga membantu PLN dalam mengurangi konsumsi batu bara sehingga bisa menekan emisi karbon, di samping meningkatkan bauran energi baru terbarukan. “Ikhtiar ini sebagai bukti keseriusan PLN mendukung program pemerintah dalam mempercepat pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang ditargetkan di angka 23 persen pada 2025 mendatang,” pungkasnya. (RED)