GMNI Kendari Gelar Dialog Bersama Tokoh Publik, Bahas Revolusi Pemikiran Gen Z

Kendari, Sorotsultra.com-Dalam menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 yang akan digelar pada bulan februari mendatang, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) kota Kendari menggelar dialog publik, Ahad (24/12). 

Kegiatan ini mengangkat tema, “Peluang dan Tantangan Caleg Sultra Tahun 2024 Menghadapi Revolusi Pemikiran Gen Z”, bertujuan untuk membuka platform dan gagasan besar dari para caleg Sultra apakah sejalan dengan pemikiran generasi muda saat ini.

Harapannya, ide dan pemikiran kawula muda bisa tersalurkan dalam ruang politik dan ruang kebijakan sehingga bisa menjadi orientasi ke depan yang bisa berdampa.k pada masyarakat secara umum.

Kegiatan tersebut diselenggarakan di Warkop Universe Resto dan Coffe pada 22 Desember 2023 dengan mengundang tokoh-tokoh publik kenamaan seperti Ketua DPP KNPI, La Ode Umar Bonte, Ketua Komisi III DPRD Kota Kendari, L.M Rajab Jinik, Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Tenggara, Muh. Endang, Ketua Jari Kota Kendari, La Ode Hidayat dan pengamat politik Sultra, Dr. M. Najib Husain. 

Narasumber pertama, La Ode Umar Bonte dalam ulasannya melihat peran penting yang akan dilakukan oleh generasi Z sangat berpeluang untuk meloloskan gagasan dan ide besar dalam pemilu tahun 2024.

Ia membeberkan, zaman sudah berubah sehingga peluang dan tantangan juga semakin kompleks dan dinamis sehingga perlu ada skema dan pola baru yang dilakukan dalam sektor politik, sosial, ekonomi maupun hal yang lainnya.

Baca Juga :  Tim Elang Polres Kolaka Bekuk Pelaku Pencabulan Anak

“Kalau momentum itu kita hanya lewatkan dengan euforia, maka apa yang bisa kita ukir dalam generasi ini, jangan sampai kita hanya menjadi penonton tetapi tidak punya tawaran dalam hal kebijakan,” ungkapnya.

Salah satu faktornya adalah bagaimana semangat lapisan generasi muda sedikit berbeda tetapi mempunyai orientasi yang sama untuk masa depan. Pada intinya semua generasi mempunyai keindahan dan masa keemasannya tersendiri.

“Saya ingin berbagi pengalaman di generasinya kami dengan segala keterbatasan tapi mampu mengukir sejarah di tengah keheningan maupun menjadi terkenal meskipun belum ada internet, medsos dan alat komunikasi yang lain,” bebernya.

Pada pemaparan pemateri kedua, Ketua Komisi III DPRD Kota Kendari, L.M Rajab Jinik, menuturkan, posisi generasi Z memiliki peran yang sangat signifikan dalam memberikan gagasan dan ide-idenya dalam momentum pemilu dan pesta demokrasi tahun 2024.

“Kita ingin menguji dan membuka pikiran generasi muda, agar betul-betul memanfaatkan peluang ini tidak hanya untuk masyarakat tetapi pada orientasi kebutuhan generasi, misalnya di sektor pendidikan, perkembangan UMKM dan hal-hal yang lain,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan, agar orang-orang yang maju menjadi wakil rakyat adalah mereka yang mempunyai potensi dan kualitas. Memiliki sasaran program dan visi dan misi jangka panjang, bukan hanya menyebar baliho untuk mengangkat popularitas tetapi harus memahami apa yang harus dilakukan.

Baca Juga :  Pemkot Launching Pelabelan Rumah Prasejahtera Penerima Bantuan PKH

“Anggota DPRD adalah representasi rakyat, juru bicara ketika ada persoalan, bukan hanya duduk diam dan tidak memberikan kontribusi apa-apa untuk masyarakat. Jadi ini menjadi refleksi dan pembelajaran juga agar kita memilih wakil rakyat yang betul-betul memahami persoalan,” bebernya.

Tak hanya itu, ia juga menentang mahasiswa untuk membuka gagasannya yang itu akan dijadikan sebagai implementasi kebijakan yang berorientasi kepada masyarakat dan generasi muda.

“Karena kita tau bahwa perubahan itu selalu berangkat dan diawali dari kampus,” harapnya.

Sementara itu, Ketua JARI kota Kendari, La Ode Hidayat mengharapkan agar generasi milenial dan Gen Z bisa melek terhadap politik, apalagi menghadapi pemilu 2024.

“Generasi Z harus punya tawaran program, ide dan gagasan agar momentum ini tidak hanya terlewat begitu saja,” ujarnya.

Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Tenggara Muh. Endang SA menilai sangat miris melihat situasi dan kondisi sekarang dimana kekuatan social society sedikit melemah dalam hal pengawasan kebijakan pemerintah.

“Kelompok penekan dari mahasiswa, organisasi, pers dan lainnya ada penurunan. Banyak kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap masyarakat jebol begitu saja tanpa ada protes dari berbagai lintas organisasi, sehingga ini yang harus menjadi refleksi dan evaluasi bersama bagaimana merapikan kembali gerakan dan pengawasan kita,” bebernya.

Baca Juga :  Pemkot Kendari, Akan Hadirkan Kejutan di Perayaan HPS Ke-39 Oktober Mendatang

Narasumber terakhir, pengamat politik Sulawesi Tenggara, Muh. Najib Husain berharap agar pemilu kali ini bisa menciptakan pemilu yang berkualitas, demokratis dan subtansial. Peran kita juga sebagai generasi muda harus bisa mengawasi penyelenggara pemilu agar tetap netralitas dan menjaga independensinya.

Ia juga mengharapkan, agar wakil rakyat yang terpilih ke depan pada pileg tahun 2024 bisa merepresentasikan dari pada persoalan rakyat khususnya anggota DPRD dari perempuan.

Dilansir dari Wikipedia, Generasi Z (sering disingkat menjadi Gen Z), yang dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai zoomer, adalah kelompok demografis yang menggantikan Generasi Milenial dan sebelum Generasi Alfa. Para peneliti dan media populer menggunakan pertengahan hingga akhir tahun 1990-an sebagai tahun awal kelahiran dan awal tahun 2010-an sebagai tahun akhir kelahiran Gen Z. Namun klasifikasi rentang tahun kelahiran Gen Z atau Generasi Z yang digunakan di Indonesia berawal dari tahun 1997-2012 berdasarkan data resmi yang ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada Sensus Penduduk tahun 2020. Sebagian besar anggota Gen Z adalah anak dari Generasi X atau generasi Baby Boomer yang lebih muda. (RED)