Bazar Demokrasi Resmi Diluncurkan, Pertama di Indonesia

Kendari, Sorotsultra.com-Sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, tentu Pemilu menjadi ciri guna menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang demokratis. Bahkan, pendiri bangsa dalam naskah asli UUD 1945 mencantumkan kata “Pemilu.” Sebab, lewat pemilu, rakyat diberikan hak penuh untuk memilih calon pemimpin, dari tingkat pusat hingga ke level daerah. Senin (6/2/2023). 

Dalam pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 mendatang, diharapkan para penyelenggara pemilu dapat berkomitmen melaksanakannya dengan baik agar demokrasi tetap hidup dan semakin berkualitas, melahirkan pemerintahan yang memiliki legitimasi yang kuat.

Untuk menjawab hal itu, 3 lembaga di Sulawesi Tenggara yakni The Constructive, SulTra DeMo, dan Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDi) Sultra resmi meluncurkan bazar Demokrasi pada Ahad, 5/2/2023 di Kendari.

Dalam sambutannya, ketua panitia bazar Demokrasi, Meiyanti, S.I.P mengatakan, sistem kepemiluan yang selama ini dijalankan masih bersifat prosedural, bukan bersifat subtansial, sehingga berdasarkan keresahan ini lembaga The Constructive, SulTra DeMo, dan Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDi) Sultra menginisiasi kegiatan bazar Demokrasi untuk memberikan panggung kepada kontestasi pemilu yang maju pada pesta Demokrasi tahun 2024.

Baca Juga :  Wakapolda Sulawesi Tenggara Pimpin Apel Pasukan, Ingatkan Personel PAM TPS Menjaga Integritas

“Atas inisiasi ketiga lembaga ini kita berharap bisa menjadi wadah untuk meningkatkan kualitas demokrasi yang lebih baik di Bumi Anoa. Apalagi acara bazar Demokrasi ini yang pertama di Indonesia,” ujarnya.

Ketua Jaringan Demokrasi (JaDi) Sultra, Hidayatullah menjelaskan, ada kelemahan penyelenggara kita selama ini terkait peralihan kepemimpinan di setiap pemilu, sehingga visi dan misi demokrasi para kontestan pemilu dan pilkada terabaikan.

Secara spesifik Pemilu 2024 dominan kampanye pilpres. Sehingga implikasinya adalah visi dan misi partai, caleg, dan calon kepala daerah kita menjadi abu-abu.

“Melihat fenomena ini, kita ingin konsep dan gagasan dari partai politik, caleg, dan para kontestan Pilkada serentak 2024 bisa terdistribusi kepada masyarakat secara merata melalui proses pembangunan daerah yang berkelanjutan yang dikemas dalam visi dan misi mereka,” ujarnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan pendidikan politik guna melahirkan pemilih cerdas. Karena mandat rakyat bukan hanya pada saat momentum, tetapi harus berkelanjutan agar kualitas demokrasi kita lebih baik lagi.

Hidayatullah menambahkan, melalui bazar Demokrasi ini menjadi sarana untuk melahirkan pemimpin di Sulawesi Tenggara yang memiliki integritas demi kemaslahatan daerah.

Baca Juga :  Bazar Demokrasi Kedepankan Adu Ide dan Gagasan Kontestan Pemilu di Sulawesi Tenggara

“Jadi mandat rakyat itu, tidak hanya di TPS. Akan tetapi melihat figur dari sudut pandang gagasan,” ucapnya menegaskan. (RED)