Daya Tarik Ekowisata Penyu di Desa Sinorang

Banggai, Sorotsultra.com-Sinorang Pantai merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Sinorang, Kecamatan Batu Selatan, Kabupaten Banggai yang memiliki beberapa potensi pariwisata yang bisa dieksplorasi baik itu wisatawan lokal, domestik maupun wisatawan mancanegara. Potensi yang dimiliki Sinorang Pantai saat ini diantaranya wisata pantai, wisata bahari, wisata darata (tawar), wisata satwa, dan wisata kuliner.

Daya tarik yang dimiliki wisata Pantai Sinorang adalah adanya pantai yang panjang dan bersih, pasir hitam, dan bisa menikmati sunrise (matahari terbit), wisata bahari yang bisa diandalkan adalah wisata selam, snorkling, dan wisata mangrove. Sedangkan wisata daratan (tawar) memiliki daya tarik sungai yang panjang. Wisata satwa memiliki daya tarik ekowisata penyu dan wisata biota lainnya,serta adanya wisata kuliner.

Salah satu yang menjadi daya tarik dan dikembangkan saat ini adalah ekowisata penyu. Kegiatan ekowisata penyu merupakan binaan Universitas Muhammadiyah Luwuk dan JOB Tomori. Ekowisata penyu difokuskan pada perlindungan penyu dan peningkatan pendapatan masyarakat melalui ekowisata.

Konsep ekowisata yang dikembangkan di Sinorang Pantai menerapkan konsep yang memanfaatkan keberadaan habitat penyu maupun keberadaan penyu sebagai objek dan daya tarik wisatawan. Perencanaan ini akan memberikan pengetahuan kepada pengunjung mengenai pentingnya pelestarian penyu dan sebagai imbauan untuk menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.

Baca Juga :  Penyusunan RPIK, Sarana Percepatan Kota Kendari 20 Tahun Kedepan

Ekowisata penyu yang dikembangkan di Sinorang Pantai didasarkan pada prinsip pengembangan destinasi wisata agar berkelanjutan secara ekonomi, sosial dan lingkungan dengan membentuk sebuah organisasi ekowisata yang terdiri dari masyarakat yang berkompeten di bidang ekowisata serta melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan jasa ekowisata serta berbasis kemitraan.

Sebelumnya, telah dibentuk pengelola ekowisata penyu dengan nama ”Pelangi Penyu”. Dalam pengelolaannya terdiri dari masyarakat setempat yang akan menjadi binaan dan akan didampingi oleh UMLB dan JOB Tomori untuk pengembangan pengelolaan ekowisata satwa penyu.

Pengembangan ekowisata penyu berbasis masyarakat merupakan pola pengembangan ekowisata yang mendukung dan melibatkan masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan ekowisata secara berkelanjutan.

Aktivitas ini akan memberikan peluang bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan penghasilan alternatif dengan menjadi pemandu wisata, membuka homestay, warung dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan ekowisata, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan serta mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal baik secara materi, spiritual, kultural maupun intelektual. (RED/Samsu Adi Rahman, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Luwuk)