Kunjungan Kerja ke Bombana dan Konawe Selatan, Ridwan Zainal: Kita Silaturahim dan Klasifikasi Persoalan Petani

Bombana, Sorotsultra.com-Pengurus DPD Pemuda Tani HKTI Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bombana dan Konawe Selatan pada Jumat, 19 Agustus 2022.

Kunjungan tersebut dalam rangka mempererat tali silaturahmi dengan jajaran pengurus yang ada di kabupaten/kota, juga untuk melihat usaha air minum kemasan di Bombana, pabrik beras di Konawe Selatan dan melakukan pertemuan dengan beberapa kelompok tani di dua wilayah itu.

“Dua agenda silaturahmi di Kabupaten Bombana dan Konsel merupakan bagian dari program pengurus DPD Pemuda Tani HKTI Sultra yang baru dikukuhkan beberapa waktu lalu,” kata Ridwan Zainal.

Selain itu kata Zainal, kegiatan silaturahmi ini juga untuk mengklasifikasi masalah yang dihadapi para petani di daerah, dan menggali hal-hal menarik untuk dikembangkan sekaligus sarana edukasi guna mengubah citra pertanian menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

“Rendahnya minat generasi muda saat ini untuk terjun ke dunia pertanian dan stigmatisasi masyarakat menganggap pertanian hanya sekedar mencangkul saja. Ini menjadi tantangan dan catatan khusus bagi pengurus DPD Pemuda Tani HKTI Sulawesi Tenggara,” bebernya.

Baca Juga :  Penangkapan Pelaku Penganiayaan Guru SMAN 1 Kendari

Dalam kunjungan kerja tersebut, Ketua DPD Pemuda Tani HKTI Sultra Ridwan Zainal bersama pengurus mengunjungi salah satu pabrik beras milik UD Regan yang berada di Desa Ambakumina, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan.

Pimpinan UD Regan Echa menyambut baik silaturahmi dari pengurus DPD Pemuda Tani HKTI Sultra.

“Terima kasih atas kunjungannya pengurus DPD Pemuda Tani HKTI Sultra di pabrik kami,” ujarnya.

Ia mengatakan, pabrik miliknya mulai beroperasi sejak bulan Juli 2022, dimana sebelumnya hanya mampu menghasilkan empat ton per jam atau 80 karung per jam saja, namun, semenjak beroperasinya pabrik yang baru ini maka perjamnya bisa menghasilkan delapan ton per jam atau dua kali lipat dari produksi sebelumnya.

Menurutnya, yang menjadi kendala saat ini adalah stok gabah sudah mulai kosong sejak bulan Agustus hingga awal Oktober mendatang, sehingga ia harus mengambil stok gabah dari luar Konsel dengan harga yang lebih mahal.

“Untuk harga gabah di Konsel saat ini mulai dari Rp 3.800 hingga Rp 3.900 per kilogram, tetapi karena stok sekarang lagi kosong, maka saya harus membeli gabah dari Bombana dengan harga Rp 4.800 per kilogram,” ujarnya.

Baca Juga :  Tupoksi Kejaksaan Tinggi Sultra Bertambah Sebagai Penagih Pajak Tambang

Echa menambahkan, selain harga pupuk yang mahal, juga harga gabah yang tidak stabil. Ia pun berharap pemerintah bisa mengatur distribusi pupuk dan menetapkan patokan harga gabah.

“Saat ini UD Regan sudah mampu menyuplai beras ke Perum Bulog hingga ribuan ton, mulai dari masa panen hingga gabah habis yang dikumpulkan dari beberapa tempat seperti Ladongi, Kolaka dan Konawe. Dengan skema kemitraan ke para petani mulai dari pendanaan, menyediakan traktor untuk membuka lahan, tanam bibit, pemberian pupuk, hingga alat pemotong,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPC Pemuda Tani HKTI Kabupaten Konsel Imran mengatakan, masalah yang sedang dihadapi petani di Konawe Selatan saat ini adalah ketersediaan pupuk yang terbatas, dan juga mahal.

“Melalui organisasi Pemuda Tani HKTI Sultra bisa menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasi para petani kepada pemerintah pusat dan daerah agar bisa menyediakan pupuk dan kebutuhan pertanian lainnya seperti mesin bajak pertanian, alat pengairan dan pembangkit listrik,” harapnya.

Dalam kunjungan tersebut, pengurus DPD Pemuda Tani HKTI Sultra menyempatkan mengunjungi usaha air minum kemasan milik Ketua DPC Pemuda Tani HKTI Bombana yang sudah beroperasi sejak 2019 di Rumbia. Air mineral kemasan gelas tersebut sudah dipasarkan di Kabupaten Bombana, Konsel, Kendari dan Kolaka. (RED)