Pusat Pelayanan Anak Autis Kini Hadir di Sulawesi Tenggara

Kendari, Sorot Sultra Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, menggelar Talkshow, dalam rangka memperingati hari Peduli Autis Sedunia, bertempat di Hotel Plaza Inn Kendari, Sabtu (7/4/2018).
 
Kegiatan yang bertemakan, “Memberi Ruang Mandiri Bagi Penyandang Autis” ini, menghadirkan beberapa pembicara yang berasal dari Akademisi, Pemerintah Pusat dan Daerah, serta mengundang para orang tua anak Autis.
Talkshow yang Digelar Oleh Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara
Direktorat Pembinaan, Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, dari Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI, Ahmad Yusuf, memaparkan, “Tadinya anak-anak kita yang autis, ditangani oleh Sekolah Luar Biasa (SLB), namun setelah kita kaji, Pemerintah menginstruksikan untuk membuat satu lembaga khusus yang menangani anak-anak autis”.
 
“Maka dengan hadirnya lembaga ini, diharapkan agar semua stake holder di daerah, bisa bersinergi dalam menyediakan sarana dan prasarana, sebagai pusat layanan khusus anak autis, sehingga penanganan dan pendampingan ke depannya bisa maksimal, walaupun fakta di lapangan, tidak semua Pemda membuka ruang dan menyambut baik program ini”. 
 
Selanjutnya dikatakan, “Alhamdulillah, Pemda Sulawesi Tenggara sangat respek dengan program ini, karena merupakan bentuk nyata dalam memberikan pelayanan bagi sesama anak bangsa, dimana selain terapi dan pendampingan, kami sangat berharap kedepannya agar semua sektor di daerah dan pusat, mampu bekerjasama untuk memikirkan pengembangan program ini sehingga menjadi lebih baik”. ujarnya.
 
Hal yang sama kembali ditegaskan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Sultra, Drs. H. Damsid, M.Si., yang mengatakan, “Alhamdulillah Pusat Layanan Autis bisa hadir di Sultra sebagai implementasi dari amanat Undang-Undang, dimana lembaga ini hadir sejak februari 2014, yang berarti sudah berjalan selama 4 tahun, di Anduonohu Kota Kendari”.
 
“Selain Kelembagaan dan tenaga SDM, kita juga menyiapkan fasilitas serta Anggaran, sehingga diharapkan program ini bisa berjalan maksimal. jadi melalui forum ini, saya ingin menegaskan kembali bahwa memiliki anak autis bukanlah aib, justru itu merupakan anugerah, karena mereka sama saja dengan anak-anak  lainnya, namun cara belajarnya saja yang berbeda”.
 
Ia menambahkan, “Hingga saat ini, sudah ada sekitar 194 anak yang mengikuti terapi dan pendampingan, dan kami memberikan pelayanan ini secara gratis”. 
 
Psikolog dari Universitas Airlangga, Muryantinah Mulyo handayani, menjelaskan, “Pada dasarnya, anak autis itu pencemas, karena mereka sulit memprediksi apa yang akan terjadi ke depannya, sehingga orang tua dan lingkungan harus lebih antusias dalam memahami karakter anak, agar pola penanganannya bisa kita petakan”.
 
Kemudian dikatakan, “Jadi metode pendekatan yang harus dilakukan yaitu melalui lingkungannya, kerjasama orang tua dan join attention (berbagi kesenangan bersama) dengan mereka”. pungkasnya. (RED)
Baca Juga :  Jelang Semidang Golf Tournament Cup II, Panitia Matangkan Persiapan, Fery Irawan: Sudah 60 Persen

Komentar

Berita Terkait