Seorang Siswa SD di Kendari Diduga Meninggal Dunia Usai Menerima Suntikan Vaksin Tetanus dan Difteri

Labibia, Sorotsultra.com-Seorang siswa sekolah dasar (SD) di Kota Kendari dilaporkan sakit hingga meninggal dunia usai delapan belas hari pasca menerima suntikan vaksin tetanus dan difteri pada Jumat 18/11/2022 lalu. Anak laki-laki berusia (12) tahun tersebut sempat menjalani perawatan medis selama 15 hari di Rumah Sakit Bahteramas Kendari.

Terkait dengan adanya informasi meninggalnya seorang siswa yang saat ini duduk di kelas V itu pasca menerima suntikan vaksin TD (tetanus dan difteri). Pihak Dinas Kesehatan Kota Kendari melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) membantah informasi tersebut.

“Kami perlu menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kasus meninggal dunia yang disebabkan vaksinasi tetanus dan difteri. Walaupun yang bersangkutan telah meninggal dunia pasca diimunisasi. Namun, hingga kini kami masih menunggu proses audit dari tim Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) untuk memastikan penyebab kematian almarhum,” ujar Kabid P2P Dinkes Kota Kendari, Ellfi, S.K.M., M.Kes saat memberikan keterangan ke media, Rabu, 7 Desember 2022 pagi.

Baca Juga :  Soal Genangan Air di MTsN 1 Kendari, Rajab Jinik: Mestinya The Park Peka

Ellfi mengatakan, pemberian vaksinasi tetanus dan difteri kepada murid kelas II dan V merupakan program pemerintah yakni, Bulan Imunisasi Anak Sekolah. Program tersebut sudah bukan program yang baru dilaksanakan oleh pemerintah, namun, program ini sudah diterapkan bertahun-tahun.

“Jadi tujuan pemberian imunisasi ini kepada anak-anak untuk mencegah mereka terkena penyakit difteri dan tetanus,” jelasnya.

Bahkan sambung Ellfi, sebelum melaksanakan kegiatan pihaknya sudah melakukan sosialisasi, kemudian ditentukan jadwal pelaksanaan kegiatan, setelah itu kami kembali memberikan informasi di sekolah bahwa di hari Jumat, tanggal 18/11/2022 ada kegiatan imunisasi tetanus dan difteri untuk kelas II dan V.

“Kami pastikan pelaksanaan imunisasi sudah dijalankan sesuai SOP. Kami juga sudah menyurat ke pihak sekolah, lalu pihak sekolah menyampaikan ke guru untuk disampaikan ke wali murid. Harapannya, murid kelas II dan V sudah siap, bukan saja dari segi fisik juga dari segi mental harus siap, karena terkadang anak-anak yang mau disuntik masih takut,” urainya.

Terkait adanya informasi bahwa anak ini kami imunisasi dalam keadaan sakit tambah Ellfi, itu tidak benar, karena kami sudah menjalankan screaning untuk memastikan kondisi setiap anak yang akan diimunisasi. Hal ini berdasarkan konfirmasi tenaga medis yang bertugas di sekolah saat itu.

Baca Juga :  Komitmen PT. Tri S Jaya Sebagai Nafas Baru dalam Industri Perikanan Sultra

“Anak yang disuntik sebanyak 25 orang, ke dua puluh lima murid ini telah melalui screaning guna memastikan kondisi fisik dan mental setiap anak. Dan kami tidak menyangka bahwa ada salah satu murid yang harus dirawat setelah menerima suntikan imunisasi tetanus dan difteri tersebut,” ujarnya memungkasi. (RED)