Sumber Mata Air Warga Keruh Disebabkan Curah Hujan Tinggi, Marlion: Tidak Ada Pencemaran Lingkungan

Wawonii, Sorotsultra.com-Beberapa waktu belakangan ini, santer disebutkan bahwa air bersih di Roko-roko Raya, Wawonii Tenggara mengalami pencemaran. Padahal, penyebab keruhnya mata air bersih masyarakat ini disebabkan intensitas curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan lapisan tanah permukaan terbawa sampai ke sumber mata air, Rabu (31/5). 

Atas permasalahan itu  PT Gema Kreasi Perdana (GKP) perusahaan tambang nikel yang beroperasi di wilayah Roko-roko Raya sigap melakukan upaya pemulihan air bersih warga. Sehingga masyarakat bisa kembali menikmati air bersih.

Berdasarkan hasil pantauan terhadap TSS (Total Suspended Solid) atau padatan yang terlarut dalam air, masih berada di bawah ambang batas aturan yang berlaku.

“Per kemarin Senin, 29/05/2023, hasil pantauan kami terhadap TSS di sumber mata air sebesar 18 miligram per liter. Sementara, ambang batas atas TSS yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 adalah 50 miligram per liter. Maka dari itu, kualitas sumber mata air ini masih sesuai dengan ambang batas aturan yang berlaku,” kata Rivaldi Mekel, selaku Environmental Supervisor PT GKP.

Baca Juga :  Polda Sultra Berhasil Menangkap Pelaku Specialis Pencurian Rumah Kosong

Di Wawonii untuk bulan Mei sampai Agustus, merupakan musim hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi. Setiap musim penghujan datang, limpasan air cukup tinggi dengan membawa berbagai lapisan tanah permukaan, sehingga beberapa sungai mengalami kekeruhan. Limpasan air itulah yang kemudian masuk juga ke mata air yang selama ini dikonsumsi warga.

“Di Wawonii, secara umum, kalau musim penghujan banyak sumber air yang keruh, bahkan sampai banjir. Sehingga, sungai memenuhi ruas jalan dan kendaraan tidak bisa lewat, jadi tidak ada pencemaran lingkungan,” kata Marlion, S.H, sebagai Koordinator Humas PT GKP.

Namun, sejak kejadian air keruh akibat curah hujan yang sangat tinggi, PT GKP telah melakukan berbagai upaya penanganan. Mulai dalam pemulihan sumber air, pembersihan bak penampungan air warga, dan juga melakukan penggalian sumur bor sebagai sumber mata air alternatif. Dua sumur bor yang dikerjakan di Desa Sukarela Jaya dan Dompo-dompo Jaya, sudah selesai dan berhasil memproduksi sumber air bersih. Namun, tetap sumur bor ini difungsikan sebagai alternatif, jika sumber mata air keruh.

Baca Juga :  Komitmen PT SBP Bangun Fasilitas Umum, Peduli Pendidikan bagi Masyarakat Lingkar Tambang

“Alhamdulillah, kami mengucapkan terima kasih atas upaya yang dilakukan perusahaan, dalam mengatasi masalah air bersih yang dialami warga. Termasuk juga membuat sumur bor, sehingga kami warga sudah memiliki beberapa alternatif sumber air bersih,” kata Subandri, Imam Desa Sukarela Jaya.

Selain itu, perusahaan juga melakukan pendistribusian air bersih melalui water truck ke rumah-rumah warga di dua desa tersebut. Bahkan sampai saat ini, meski sumber mata air sudah kembali digunakan, distribusi air melalui water truck masih terus dilakukan.

Pada 18 Mei 2023 lalu, PT GKP mendapatkan kunjungan dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), baik dari Provinsi Sulawesi Tenggara maupun Kabupaten Konawe Kepulauan. Asisten 3 Bidang Administrasi Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, Sukanto Toding yang memimpin rombongan Forkopimda Provinsi, menyampaikan apresiasi atas kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh PT GKP.

Menurutnya, yang dilakukan PT GKP dalam pengelolaan lingkungan dan kegiatan pertambangan secara umum, sudah mengikuti ketentuan good mining practice.

Hal senada juga disampaikan Wakil Bupati Konawe Kepualauan, Andi Muhammad Luthfi, yang juga hadir melakukan tinjauan lapangan. Menurut dia, selain sudah melakukan kegiatan pertambangan yang baik dan benar, PT GKP juga sigap dan cepat dalam melakukan penanganan masalah air bersih, sehingga masyarakat bisa terus mendapatkan air bersih.

Baca Juga :  Pemkot Kendari Tetapkan Besaran Zakat Fitrah 2023

PT GKP juga melakukan pengambilan sample air untuk diuji apakah terdapat kandungan berbahaya yang ikut terlarut dalam air. Hasil laboratorium menunjukan bahwa baku mutu air, baik di mata air, sungai, dan juga laut, masih berada di bawah ambang batas aturan yang berlaku.

“Pengambilan sample dari air keruh ini kami lakukan, jangan sampai perusahaan dianggap sebagai penyebab utama keruhnya sumber air. Sekaligus juga menunjukan, bahwa persoalan yang dihadapi masyarakat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Apalagi, selama ini, hubungan perusahaan dan masyarakat terjalin sangat baik,” ujar Aldo Sastra, Superintendent CSR PT GKP.

Kini, masyarakat sudah bisa kembali menikmati air seperti sedia kala. Sumber mata air sudah kembali jernih, sumber alternatif pun juga sudah tersedia. (RED)