Dugaan Malapraktik Oknum Dokter di Puskesmas Poasia, Rajab Jinik: Kita Atensi

Kendari, Sorotsultra.com-Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari Rajab Jinik menyayangkan dugaan malapraktik yang dilakukan oleh oknum dokter Puskesmas Poasia inisial A. Kamis (18/5). 

“Atas kejadian ini kita akan atensi,” ujarnya saat dikonfirnasi Selasa (16/5/2023) malam.

Ihwal peristiwa yang menimpa salah seorang pasien tersebut terjadi pada hari Kamis, 11/5/2023. La Naga Sultra membeberkan kejadian tersebut dimana hari itu ia dioperasi oleh salah satu dokter di ruangan IGD Puskesmas Poasia inisial A.

“Setelah menjalani operasi saya minta di jahit, namun kata dokter yang melakukan operasi tidak perlu di jahit, katanya tidak apa-apa,” ucap La Naga Sultra menirukan pernyataan dokter A.

Selang dua hari kemudian, tepatnya hari Sabtu, 13 Mei 2023 saya kembali mendatangi Puskesmas Poasia untuk mengganti perban pertama di ruangan IGD Puskesmas Poasia.

“Ternyata bekas operasi saya mengalami luka pendarahan, dan disarankan harus di jahit oleh dokter yang berbeda, tetapi saya menolak untuk di jahit karena saya mengacu pada pernyataan dokter inisial A dua hari sebelumnya,” jelasnya.

Baca Juga :  Pesan Kapolri ke Polda Jajaran: Antisipasi Pertumbuhan Covid-19 dan Maksimalkan Persiapan Event World Super Bike

Atas kejadian tersebut, La Naga Sultra kemudian mengkonfirmasi dokter inisial A di ruangan Poli Anak Puskesmas Poasia.

“Ia hanya minta maaf dan mengatakan hanya miss komunikasi saja. Saya sebagai pasien merasa di rugikan bahkan saya menduga ada indikasi malapraktik yang dilakukan oleh dokter inisial A, pasalnya nanti ada pendarahan luka bekas operasi saya baru kemudian disarankan untuk di jahit,” ungkapnya kesal.

Atas peristiwa ini, ia minta kepada pihak terkait untuk melakukan tindakan tegas terhadap oknum dokter tersebut.

“Kami minta Kepala Puskesmas Poasia dan pihak-pihak terkait segera mengambil sikap tegas dan memberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku kepada dokter inisial A, agar kejadian ini tidak terulang lagi di kemudian hari,” pungkas Ketua Jaringan Aktivis Sulawesi Tenggara (Jarak Sultra) ini. (RED)