SOROTSULTRA.com, Lalonggasumeeto-Beberapa hari yang lalu tepatnya Kamis, 10/4/25 telah dilaksanakan acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Kabupaten Konawe yang digelar di salah satu hotel, yang di buka langsung oleh Bupati Konawe, Yusran Akbar. Senin (14/4).
Saat memberikan sambutan, Yusran Akbar mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Konawe akan membangun pelabuhan khusus (Pelsus) untuk aktivitas bongkar muat ore nikel di Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe.
Yusran Akbar berdalih bahwasanya kebijakan ini untuk mendukung aksesibilitas investasi daerah.
Rencana ini pun menuai kritik tajam dari berbagai kalangan, salah satunya dari Ketua Karang Taruna Kecamatan Lalonggasumeeto, Jusran Thayeb, S.Pi., ia menilai rencana Bupati Konawe, Yusran Akbar akan membawa dampak negatif bagi lingkungan di wilayah pesisir Konawe.
“Kacau berpikirnya kalau pembangunan Pelabuhan Khusus untuk aktivitas bongkar muat ore nikel di Soropia tetap dipaksakan tanpa mempertimbangkan aspek lingkungan pesisir laut dan lingkungan sosial,” sesalnya.
Mengingat daerah pesisir Konawe adalah daerah pariwisata, konservasi dan budidaya ikan, seperti di Kecamatan Lalonggasumeeto ada wisata pantai Batu Gong, Konservasi Kima di Desa Toli Toli, Budidaya Ikan di Desa Wawobungi, sedangkan di Kecamatan Soropia ada wisata permandian Bintang Samudera di Desa Sawapudo dan wisata pantai Toronipa.
Daerah pesisir Konawe ini sangat berpotensi untuk ekonomi keberlanjutan dan masa depan. Jika pembangunan ini dilaksanakan maka daerah pesisir Konawe khususnya di Kecamatan Lalonggasumeeto dan Soropia akan merasakan dampak yang sangat luar biasa baik itu dampak lingkungan pesisir laut dan lingkungan sosial.
“Langkah Pemerintah Kabupaten Konawe untuk membangun pelabuhan khusus di Kecamatan Soropia harus dipertimbangkan demi masa depan lingkungan pesisir laut dan sosial di Kecamatan Lalonggasumeeto dan Soropia,” harap Jusran.
Dampak investasi VDNI dan OSS yang telah berlangsung di Kecamatan Morosi sudah cukup meresahkan dan merugikan. Seperti parkir liar tongkang, vessel, tumpahan ore nikel saat bongkar muat, limbah batu bara PLTU dan lain-lain.
“Hal inilah yang harus menjadi pertimbangan Pemerintah Kabupaten Konawe demi masa depan ekosistem laut dan masa depan sosial lingkungan yang berkelanjutan. Dampak negatif lainnya seperti kerusakan ekosistem laut, mengurangi hasil tangkapan ikan, serta menurunkan kualitas air dan kesehatan masyarakat pesisir menjadi konsekuensinya,” pintanya. (RED)
Komentar