Keluhkan Kinerja P2K Kelistrikan Perdesaan PLN UPDK Kendari, Abdul Hamid: Lelet

Kendari, Sorotsultra.com-Koordinator LSM Lingkar Demokrasi Rakyat (LIDER) Kabupaten Konawe menyoroti kinerja UPK/P2K Kelistrikan Perdesaan PLN UPDK Kendari terkait jaringan listrik yang belum dioperasikan di Kecamatan Routa.

Imbas dari belum dioperasikannya jaringan tersebut, masyarakat di Kelurahan Routa, Desa Parudongka, dan Desa Tirawonua belum bisa menikmati aliran listrik yang menjadi hak dasar sebagai warga negara Indonesia, sebagaimana yang telah di canangkan Presiden Jokowi.

“Kami sangat menyayangkan kinerja PLN yang terkesan sangat lelet. Dampaknya masyarakat dibuat resah. Terlebih lagi masyarakat di tiga wilayah tadi sudah sangat membutuhkan penerangan, bahkan ruang publik seperti perkantoran, sekolah, puskesmas juga membutuhkan aliran listrik,” kata Abdul Hamid kepada media ini, Rabu (26/10).

Maka dari itu kami meminta kepada pihak UPK/P2K Kelistrikan Perdesaan PLN UPDK Kendari segera mengoperasikan jaringan listrik tersebut agar masyarakat bisa menikmati aliran listrik.

“Ini kan sudah menjadi kewajiban PLN dalam memberikan pelayanan prima terhadap suplai aliran listrik yang merupakan kebutuhan dasar setiap warga negara Indonesia,” urainya.

Baca Juga :  Umar Bonte dan Agustina Sepakat Damai dalam Kasus Utang Piutang Rp 1 Miliar

Ia pun menegaskan bahwa seluruh kewajiban masyarakat yang dibebankan negara seperti biaya penyambungan telah ditunaikan.

“Tidak ada lagi alasan pihak UPK/P2K Kelistrikan Perdesaan PLN UPDK Kendari untuk menunda mengaktifkan jaringan listrik di tiga wilayah itu, karena seluruh kewajiban masyarakat telah di penuhi, nah sekarang masyarakat menutut haknya,” imbuhnya memungkasi.

Menanggapi sorotan dari LSM LIDER Konawe, Manajer P2K Kelistrikan Perdesaan PLN UPDK Kendari Dadang saat ditemui di kantornya berdalih bahwasanya ada dua hal yang menjadi kendala dilapangan.

“Pertama, ada masyarakat yang menebang  pohon tanpa melaporkan ke PLN. Sangat jelas dalam aturannya ketika ada jaringan PLN maka masyarakat yang akan menebang pohon terlebih dahulu melaporkan ke kami untuk kemudian diamankan jaringan listriknya supaya tidak bermasalah. Nah di Kecamatan Routa ini sudah terjadi penebangan pohon dibeberapa titik tanpa sepengetahuan kami, makanya saat ini kami sementara menyiapkan  pengadaan material penggantinya itu pun berproses.

Hal kedua, lanjut Dadang, selain ditimpa pohon akibat penebangan pohon oleh masyarakat tadi, ada juga oknum yang tidak bertanggung jawab mencuri alat PLN berupa kabel naik turun, dan pengadaannya juga butuh proses karena bahan bakunya dari Ukraina.

Baca Juga :  Rekonsiliasi PT GKP dengan Warga Roko-roko Raya, Amrullah: Kita Apresiasi

“Saya minta semua pihak bisa memahami persoalan ini, karena menurutnya ini murni kendala tehnis,” harapnya. (RED)