Nyamuk Wolbachia Disebar di 5 Kota, PB IDI Beri Penjelasan

Kendari, Sorotsultra.com-Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menanggapi penyebaran ribuan nyamuk wolbachia di lima kota di Indonesia, yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang, Jumat (24/11).

Kementerian Kesehatan meyakini bahwasanya nyamuk jenis ini terbukti efektif untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti.

Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes Ngabila Salama mengatakan bahwa penyebaran nyamuk wolbachia untuk memberantas DBD sudah sesuai dengan Surat Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang penanggulangan demam berdarah dengue (DBD).

“Sikap IDI terkait penyebaran nyamuk wolbachia kami sudah melakukan sebuah media briefing. Satu hal yang ingin kami tekankan pada teman-teman media pada saat kemudian ada informasi hoax terkait informasi kesehatan maka yang pertama harus dilihat siapa yang menyampaikan informasi kesehatan itu karena kita tahu kami di IDI belajar dari penanganan COVID-19 bahwasanya sumber informasi harus diberikan oleh orang yang memang atau pakar yang kompeten di bidangnya,” kata Ketua PB IDI, dr. Mohammad Adib Khumaidi, di Kendari, Rabu (22/11) disela acara Rakernas IDI III.

Baca Juga :  Ditresnarkoba Polda Sultra Sita Aset Pengendali Narkoba Lapas Kelas IIA Kendari

Menurutnya, masalah kesehatan, penyakit menular yang berkaitan dengan nyamuk pihaknya mengarahkan masyarakat untuk mencari sumber informasi yang kredibel.

“Sumber informasinya harus valid dan terpercaya. Penelitian nyamuk wolbachia sudah dilakukan dari tahun 2011 lalu, ada pembuktian ilmiah yang kemudian didapatkan, ada jurnal review sebagai evidence based medicine (EBM), hal ini yang kita tekankan,” jelasnya.

Selain itu, sambungnya, siapa yang berkompeten memberikan informasi juga harus ada referensi jangan seperti COVID-19 kemarin banyak sumber informasi yang berkeliaran karena kita tidak punya sumber referensi yang valid.

“Saat ini sudah ada referensi yang valid dan bisa dibuktikan secara ilmiah, olehnya itu masyarakat harus memahami bahwasanya kebenaran sains lah yang menjadi dasar,” jelasnya menegaskan.

Saat wartawan ini menanyakan apakah penyebaran nyamuk wolbachia di lima kota  sudah tepat dilakukan dari sisi regulasi, Adib Khumaidi mengatakan bahwasanya ada satu regulasi yang berkaitan dengan justifikasi untuk melakukan sebuah hasil riset, tentunya yang pertama adalah partisipasi masyarakat dan inilah yang harus kita tekankan terlebih dahulu.

Baca Juga :  Pengamat Ekonomi: Pemrov Sultra Harus Tegas Membuat Regulasi PPM Dari Sektor Pertambangan

“Peran pemda dan dokter membantu melakukan edukasi demam berdarah karena penanganan demam berdarah tidak hanya diselesaikan dengan satu strategi melainkan harus menggunakan multi strategi tidak dengan single strategi. Masalah nyamuk wolbachia ini adalah single strategi yang menjadi satu bagian dari multi strategi lainnya, apa itu, edukasi tentang 3MPlus, yaitu selain menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas, menghancurkan larva dengan abate, peningkatan hygiene sanitasi dan lingkungan merupakan satu komponen bersama,” jelasnya memungkasi.

Untuk diketahui, nyamuk wolbachia adalah nyamuk Aedes aegypti yang mendapatkan suntikan bakteri Wolbachia. Bakteri ini diklaim bisa menurunkan risiko penularan DBD jika tergigit.

Meski diklaim bisa menurunkan penularan demam berdarah dengue (DBD), nyamuk Wolbachia tetap-lah seekor nyamuk. Siapa pun yang digigitnya akan mengalami efek yang sama. (RED)