Polri Akan Menindak Tegas Distributor dan Penjual Obat Antibiotik Yang Nakal

Jakarta, Sorotsultra.comPihak kepolisian akan melakukan pengawasan dari penjualan secara daring obat-obatan jenis antibiotik yang biasa digunakan selama pandemi covid-19. 

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menjelaskan, pemantauan penjualan di situs online tersebut untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan dan permainan harga dari jenis obat tersebut.

“Polri akan melakukan pemantauan terhadap aktivitas jual-beli online obat antibiotik,” kata Argo kepada awak media, Jakarta, Senin 5/7/2021.

Selain secara daring, Polri juga melakukan pengawasan langsung ke pabrik pembuatan obat serta jalur distribusi penyalurannya. Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya penimbunan dan harga jual yang ditawarkan dari eceran tertinggi yang sudah ditetapkan pemerintah.

“Hari ini sedang berjalan pula pemantauan di pabrik-pabrik obat termasuk jalur distribusinya,” ujar Argo.

Lebih jauh Argo menekankan, pihak kepolisian tidak akan ragu ataupun segan mengambil tindakan tegas kepada distributor dan oknum penjual nakal lainnya, apabila melakukan penimbunan dan menaikan harga yang tidak wajar.

“Siapa saya yang melanggar akan segera ditindak,” tegas Argo.

Baca Juga :  Hanya Dalam Waktu 3 Hari, Sepasang Pasutri Mengondol ATM Rp56.000.000

Terkait obat-obatan dan alat kesehatan, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo melalui Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menerbitkan Surat Telegram terkait penegakan hukum di masa PPKM Darurat Jawa-Bali.

Surat Telegram bernomor ST/1373/VII/H.U.K/7.1./2021 ini terkait harga eceran tertinggi (HET) obat-obatan dan Alkes di masa pandemi covid-19.

Surat Telegram yang ditujukan kepada para Kapolda dan bersifat perintah ini berisi 5 poin penting diantaranya:

1. Melakukan pengawasan terkait kepatuhan semua pihak dalam menjalankan PPKM Darurat dan pengendalian HET obat dalam masa pandemi covid-19.

2. Melakukan penegakan hukum secara tegas terhadap pelaku usaha yang melakukan penimbunan serta penjualan obat di atas HET, sehingga masyarakat sulit mendapatkan obat dan Alkes.

3. Melakukan penegakan hukum secara tegas terhadap tindakan yang menghambat segala upaya Pemerintah dalam melakukan penanggulangan wabah covid-19, termasuk terhadap penyebaran berita bohong.

4. Mempelajari, memahami serta melakukan koordinasi dengan pihak Kejaksaan terkait penerapan pasal-pasal yang dapat dikenakan terhadap pelaku tindak pidana dimasa pandemi covid-19.

Baca Juga :  Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Pemkot Kendari Menyusun RDTR

5. Melaporkan hasil kegiatan kepada Kapolri up Kabareskrim. (RED)