Kendari, Sorotsultra.com-Dalam menghadapi momentum pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024 pada November mendatang, Rasmin Jaya menilai pasangan bakal calon gubernur Sulawesi Tenggara, Lukman Abunawas dan pasangannya, La Ode Ida adalah kombinasi yang sempurna memimpin bumi Anoa dalam lima tahun ke depan.
Tak tanggung-tanggung, kedua tokoh dalam perjalanan karier politiknya sangat paripurna jika melihat dari gagasan, program, pengalaman dan rekam jejak baik dari sisi pemerintahan maupun legislatif.
Dimulai dari Lukman Abunawas, sepak terjang Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sulawesi Tenggara ini tak perlu diragukan lagi.
Lukman memulai karir politiknya dari level paling bawah dengan mengawalinya menjadi seorang ASN, Plt Kasubag di pemerintah daerah, menjadi sekretaris camat (Sekcam), kepala desa, bupati Kendari, Bupati Konawe, Sekda provinsi hingga yang terakhir menjabat sebagai wakil gubernur Sulawesi Tenggara masa khidmat 2018-2023.
Hal yang sama yang tak kalah menterengnya sosok La Ode Ida, selain sebagai akademisi dengan tingkat pendidikan yang mumpuni, dia pun sudah lama mengabdikan diri sebagai politisi.
La Ode Ida sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dua periode hingga menjadi Ketua Ombudsman Republik Indonesia.
Berdasarkan pengalaman keduanya sudah lebih dari cukup menjadi modal untuk menjajaki diri sebagai calon pemimpin masa depan di Bumi Anoa. Jam terbang mereka di pemerintahan mencerminkan seberapa paham pasangan ini terhadap kondisi dan kebutuhan masyarakat Sulawesi Tenggara.
Sebagai seorang aktivis Sulawesi Tenggara Rasmin Jaya membeberkan bahwasanya potensi kedua calon ini tak bisa lagi diragukan untuk memenangkan kontestasi pemilihan Pemilihan Gubernur atau Pilgub 2024 yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang.
Dimana dalam koalisi yang terbentuk, mereka telah didukung oleh beberapa partai-partai besar yang mempunyai banyak kursi di DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Itu artinya, secara basis pendukung dan simpatisan dari masing-masing anggota DPRD terpilih pada Pilcaleg kemarin akan merepresentasikan kemenangan pada saat pemilihan gubernur nanti.
Tanpa mengesampingkan kandidat dan figur bakal calon gubernur Sulawesi Tenggara yang lain, saya melihat dan mengamati pergerakan yang dilakukan oleh Lukman Abunawas dan La Ode Ida cukup masif dan terstruktur dengan membentuk tim sukses dan pemenangan untuk instrumen pemenangan mereka di Pilkada 2024.
Apa lagi banyak dukungan dari tokoh-tokoh politik Sulawesi Tenggara, di samping itu juga dari kawula muda, mahasiswa yang terus berdatangan menyatakan sikap mendukung.
Sehingga hal tersebut, akan mempermudah proses konsolidasi baik secara dor to dor maupun secara terbuka. Apa lagi kita tahu sendiri bahwa mayoritas pemilih kita adalah generasi milenial, yang mampu mempengaruhi setiap detik konstalasi pilkada, hingga merasa penting instrumen ini harus digunakan untuk menyasar pemilih cerdas dan rasional yang fokus akan ide dan gagasan menuju Sulawesi Tenggara yang adil dan beradab.
Keberadaan kawula muda dan mahasiswa juga akan turut menjadi bagian dari proses sosialisasi dan edukasi politik kepada mereka yang dikategorikan sebagai pemilih tradisional.
“Peran generasi muda dalam politik memang sangat penting untuk mengakomodir permasalahan rakyat yang nantinya bisa dibuatkan dalam satu platform, program dan gagasan untuk kontestan terpilih,” ujarnya.
Terlepas dari itu, aktivis Sulawesi Tenggara ini memberikan catatan penting tentang masalah-masalah sosial, ekonomi, hak asasi manusia (HAM) dan bahkan dunia pertambangan yang tidak taat terhadap kaidah hukum dalam melakukan aktivitas penambangan.
Menurutnya, itu juga harus menjadi perhatian dan fokus utama, bakal calon gubernur Sulawesi Tenggara ke depan, terlepas dari membangun infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan dan lain sebagainya tetapi juga masalah-masalah yang krusial harus cepat dibenahi.
“Sebab, selama ini dalam perjalanan pemilu dan pilkada, kadang gagasan dan program hanya sebagai pemanis untuk menarik simpati masyarakat tetapi ketika mereka menduduki jabatan strategis seperti itu justru mereka lupa, inilah yang kadang di sesali oleh masyarakat yang menimbulkan animo kepercayaan kepada pemimpinnya berkurang. Jadi ini harus menjadi refleksi dan evaluasi bagi para kontestan di Pilkada 2024,” tegasnya.
Sehingga, momentum pemilihan gubernur Sulawesi Tenggara bisa menciptakan dan menghasilkan produk pemilu yang berkualitas, berintegritas dan dilegitimasi oleh masyarakat itu sendiri.
“Karena sejatinya, pemilu dan pilkada hanyalah sarana untuk memilih pemimpin. Harapannya, kita jadikan politik sebagai pengabdian kepada masyarakat yang bisa membawa pembangunan daerah dan kesejahteraan yang bisa dirasakan seluruh elemen masyarakat,” bebernya. (RED/Rasmi Jaya, Ketua DPC GMNI Kendari)
Komentar