Tren Nilai Ekspor Sultra Mengalami Kenaikan Sekitar 15,26 Persen Di tahun 2018

Kendari. Sorot Sultra.Com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat nilai ekspor periode November 2018 mencapai USS 119,29 juta, atau mengalami kenaikan sebesar 15,26 persen, jika di banding pada bulan Oktober di tahun yang sama, hanya pada kisaran USS 103,50 juta.

Hal ini tertuang dalam pemaparan Kepala BPS Sultra, di hadapan awak media, saat melakukan rilis awal tahun 2019 dengan mengatakan, “Geliat pasar ekspor di Sultra, ada peningkatan cukup signifikan, ini bisa kita lihat berdasarkan data kami di lapangan, jika di hitung dari nilai ekspor periode Januari hingga November 2018, maka bisa di capai dengan nilai transaksi sebesar USS 987,82 juta, atau mengalami kenaikan 207,41 persen.”

Dikatakannya, pencapaian nilai transaksi ekspor kita pada periode Januari hingga November 2018 tersebut, ada tiga negara yang menjadi tujuan, yakni India, Korea Selatan dan Tiongkok, dan dari ketiga negara tersebut, Tiongkok menempati urutan tertinggi dengan besaran nilai transaksi mencapai USS, 740,37 juta, atau 74,95 persen, sementara posisi kedua di raih oleh India, dengan nilai transaksi USS 130,87 juta, dengan persentase 13,25 persen, dan Korea Selatan menempati pada posisi ketiga, dengan nilai transaksi USS 57,36 juta, dengan nilai pencapaian 5,81 persen.

Baca Juga :  Peduli Wartawan, Pemprov Sultra Lakukan Rapid Test Cegah Penyebaran Covid-19

Dijelaskan juga oleh Moh. Edy Mahmud, S.Si. M.P, pangsa pasar ekspor Sultra yang menjadi penyumbang terbesar yaitu Besi dan Baja, dengan nilai transaksi mencapai USS 701,62 juta, dengan persentase 71,03 persen, sedangkan pada posisi kedua, kategori Bijih logam, terak dan abu, dengan besaran nilai transaksi sebesar USS 245,80 juta, “Jadi jika di persentasekan hanya mencapai 24,88 persen saja,” ujarnya.

Secara akumulatif pangsa pasar ekspor Sultra pada periode Januari hingga November 2018 mencapai hingga 94,01 persen, di mana ada 5 golongan barang utama yang menjadi komoditi eksport, meliputi 1. Besi dan Baja, 2. Bijih logam, Terak dan Abu, 3.Ikan dan Udang, 4. Lak, Getah dan Damar, dan ke 5. Minyak Atsiri, wangi-wangian dan kosmetika, walaupun geliat ekonomi Sultra di bidang eksport, berfokus pada sektor pertambangan, hal ini bisa kita lihat bersama dengan adanya smelter yang ada di morosi.

“Jadi besar harapan kita dampaknya bukan saja penerimaan pajak bagi negara dan daerah, tetapi juga turut memberikan ruang bagi tenaga kerja lokal, serta dampak ekonomi masyarakat lainnya, namun itu semua ada stake holder yang bisa menyimpulkan apakah sesuai dari yang di harapkan pemerintah dan masyarakat Sultra,” ucapnya, mengakhiri penuturannya. (RED)

Komentar