Zainal Mustamin: Hari Santri 2021 Momentum Mengintegrasikan Spiritual dan Sains untuk Menghadapi Perkembangan Teknologi

Kendari, Sorotsultra.comKepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara, H. Zainal Mustamin, S.Ag., MA menitip pesan kepada para santri dan santriwati pondok pesantren Ummusshabri Kendari tentang pentingnya integrasi atau perpaduan ilmu agama dan sains dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini.

Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri peringatan hari santri 2021 di pondok pesantren Ummusshabri Kendari, Jumat 22 Oktober 2021. Dirinya menegaskan perpaduan pengetahuan agama dan sains untuk menghilangkan paradigma santri seolah-olah hanya belajar ilmu agama saja.

“Saat ini pondok pesantren sudah berbenah dengan menerapkan perpaduan ilmu agama dan sains, sehingga para santri dan santriwati akan terbentuk kemandirian dan penguasaan ilmu pengetahuan untuk menghadapi persaingan global ditengah masyarakat digital saat ini,” kata Zainal Mustamin kepada media ini Jumat 22/10/2021.

Mantan Kepala Kemenag Kota Kendari itu lalu mencontohkan beberapa sosok ilmuwan Islam dunia yang masyhur hingga saat ini seperti Muhammad bin Musa al-Khawarizmi atau yang dikenal dengan Al-Khawarizmi merupakan seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi, Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi atau Al-Zahrawi merupakan seorang fisikawan dan ahli bedah, Ibnu Sina atau yang juga dikenal sebagai Avicenna adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter, Ibnu Khaldun merupakan seorang sejarawan muslim dari Tunisia, dan Ibnu Khaldun ilmuwan yang dikenal sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah.

Baca Juga :  299 Pegawai Itjen Kemenkumham Rapid Test, Humas: Alhamdulillah, Semua Non Reaktif

“Hal ini menjadi jawaban bahwa mereka lahir dari ilmuwan yang mempelajari agama juga dibarengi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan sains. Di samping itu peringatan hari santri 2021 menjadi momen bagi para santri untuk selalu berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran Islam rahmatan lil’alamin serta tradisi luhur bangsa Indonesia. Dengan memegang nilai-nilai tersebut, para santri harapannya tidak mudah goyah ketika diterjang godaan ideologi-ideologi tertentu yang berpotensi merusak moral,” jelasnya.

Apalagi tema yang diangkat tahun ini adalah ‘Santri Siaga Jiwa Raga’, “tema tersebut memiliki makna bahwa santri di seluruh Indonesia harus selalu siap siaga untuk menyerahkan jiwa dan raga guna membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia,” pungkasnya. (RED)