BRI Gelar Webinar Private dan Priority Banking, Catur Budi Harto Optimis Investasi SUN Mengalami Peningkatan

Kendari, Sorotsultra.comPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyelenggarakan webinar Private dan Priority Banking bertema “Enhancing Bonds Transaction through Private Banking Services” pada Rabu 26/10/2021 lalu secara virtual. Acara ini turut dihadiri lebih dari 400 peserta, bentuk apresiasi BRI kepada investor ritel sebagai mitra distribusi penjualan Surat Berharga Negara (SBN).

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan, kepemilikan Surat Utang Negara (SUN) yang dimiliki oleh nasabah ritel BRI mengalami peningkatan sebesar 60.58 persen atau mencapai Rp 83 triliun sampai dengan Kuartal III tahun ini.

“Peningkatan porsi kepemilikan SUN oleh nasabah ritel mengindikasikan bahwa awareness masyarakat Indonesia terhadap investasi SUN cukup terjaga dan mengalami peningkatan,” kata Catur dalam release resmi yang diterima media ini, Rabu 3 November 2021.

Catur optimis, pasar obligasi berpotensi semakin atraktif seiring dengan penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) atas bunga obligasi yang diperoleh investor menjadi 10 persen dari tarif sebelumnya 15 persen. Hal ini membuat transaksi obligasi ritel melalui perbankan menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Baca Juga :  Izin Joged Tidak Diberikan, Massa Melakukan Tindakan Vandalisme Kepada Pihak Polres Buton

“Di BRI, transaksi obligasi ritel Rupiah per bulan Agustus 2021 tercatat sebesar 2.8 Triliun, atau tumbuh 1,27 persen (yoy). Sedangkan, untuk transaksi obligasi ritel USD di bulan Agustus 2021 tercatat sebesar USD 246.3 Miliar, atau tumbuh sebesar 113 persen (yoy),” bebernya.

Senada dengan itu, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan menyebutkan, bahwa sepanjang tahun 2021 pemerintah telah menerbitkan 6 SBN ritel dan akan ada satu penerbitan pada bulan November 2021.

“Pemerintah juga ingin memberikan kesempatan kepada lebih banyak investor untuk membeli SBN Ritel dengan menurunkan batas pemesanan per-investor dari Rp 3 Miliar menjadi Rp 2 Miliar,” ujarnya. 

Ini dilakukan lanjut Deni, dalam rangka mewujudkan level playing field dan pendalaman pasar surat utang, Tarif PPh Pasal 4 ayat (2) UU PPh atas penghasilan bunga obligasi diturunkan dari yang sebelumnya 15 persen menjadi 10 persen. Daya tarik lain dari SBN Ritel yaitu New Issuance Premium (NIP) yang lebih tinggi daripada SBN non ritel sebagai insentif bagi investor ritel.

Baca Juga :  Tren Nilai Ekspor Sultra Mengalami Kenaikan Sekitar 15,26 Persen Di tahun 2018

“Acara webinar “Enhancing Bonds Transaction through Private Banking Services” ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman nasabah BRI terhadap diversifikasi investasi, risiko, serta ketentuan-ketentuan terbaru terkait transaksi obligasi,” tutup Deni.
 
Dalam kegiatan webinar tersebut menghadirkan pembicara yang berasal dari kalangan perbankan, seperti Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto, Chief Economist BRI Danareksa Sekuritas, Telisa Falianty, EVP Treasury Business Division BRI, Akhmad Fazri, Senior Advisor Tax Prime, Robert Pakpahan, Financial Planner, Jessica Wijaya, dan Manager Banking Book dan Portfolio Management BRI, Muhtar Fauzy serta Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan . (RED)