Hari Lahir Pancasila 2024, Rasmin Jaya: Permasalahan Pertambangan di Sulawesi Tenggara Kian Pelik

Kendari, Sorotsultra.com-Dalam memaknai hari lahir Pancasila yang dirayakan setiap tahunnya, Ketua DPC GMNI Kendari, Rasmin Jaya mengingatkan agar generasi muda terus menggelorakan semangat perjuangan dan kesadaran untuk melihat setiap persoalan bangsa, negara dan masyarakat khususnya di Provinsi Sulawesi Tenggara, Sabtu (1/6).

“Di momentum hari lahir Pancasila yang digelar setiap tahun ini, mari kita jadikan sebagai wujud membangun kesadaran nasionalisme dan patriotisme. Kita juga harus menjadi instrumen solusi untuk menyampaikan kepada pemerintah terkait beberapa masalah yang sedang dihadapi saat ini,” ujar Rasmin Jaya.

Apalagi di tengah kondisi bangsa yang carut marut. Seperti tergerusnya nilai-nilai kebudayaan kita sudah semestinya kita tidak menutup mata.

Di Sulawesi Tenggara yang di kenal dengan potensi SDM dan SDA yang melimpah tetapi belum mampu di maksimalkan dengan baik, dan permasalahannya begitu pelik. Bahkan masyarakat banyak mendapatkan dampak, misalnya di sektor pertambangan, pertanian, dan lainnya. Banyak sekali masyarakat yang di kriminalisasi dan di rampas ruang hidupnya akibat kepentingan kelompok yang tidak berorientasi kepada masa depan daerah.

Baca Juga :  Bergerak untuk Kemanusiaan, Pemerintah Kelurahan Anggilowu Salurkan Bantuan ke Ponpes Al Ihsan Baron

Disisi lain, generasi muda banyak mengalami disorientasi, krisis mentalitas, krisis moralitas. Sehingga kita perlu menjadikan momentum hari lahir Pancasila 1 Juni tahun 2024 sebagai refleksi untuk kembali memperbaiki tatanan yang sudah rusak.

Sebab, Pancasila bukan sekedar political theory, melainkan the guiding theory untuk menghapus penghisapan manusia atas manusia sekaligus ia sebagai fondasi dan dasar pemersatu bangsa.

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam filosofi bangsa Indonesia sangat banyak menyimpan makna tentang arti kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Olehnya itu, kita harus melanjutkan cita-cita dan semangat perjuangan seperti founding father bangsa Indonesia.

“Karena jika melihat permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini salah satunya memudarnya semangat nasionalisme di kalangan generasi muda khususnya mahasiswa. Kita lihat saja dalam setiap memperingati momentum hari besar, antusias dan partisipasi sangat minim sekali,” ucapnya prihatin.

Ia juga mengingatkan, nasionalisme jangan hanya ditafsirkan dalam arti yang sempit, apa lagi Soekarno mengingatkan kepada kita bahwa nasionalisme adalah peri kemanusiaan yang menolak penghisapan, kriminalisasi dan eksploitasi kepada sesama.

Baca Juga :  Makin Meresahkan, Polisi Kembali Menangkap Pengedar Narkoba Jaringan Lapas Kelas IIA Kendari

Rasmin Jaya menambahkan, sejak dahulu hingga saat ini serta masa yang akan datang, peran generasi muda tetap menjadi pilar, penggerak, dan pengawal jalannya pembangunan nasional.

“Olehnya itu sangat diharapkan, dibutuhkan kesadaran nasional untuk kembali kepada cita-cita revolusi 1945 sebagai jalan menuju sosialisme indonesia, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.

Terakhir, dengan terus memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni setiap tahunnnya membuktikan bahwa ini adalah wujud bukti dan komitmen menjaga Pancasila dan keberagaman. Membangun sikap persatuan dan toleransi melalui organisasi dan jejaring sosial yang luas, pemuda dan generasi muda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mendedikasikan dirinya dalam berbagai persoalan masyarakat.

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan hasil kesepakatan bapak pendiri bangsa ketika negara Indonesia didirikan dan hingga sekarang di era globalisasi, negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada Pancasila sebagai dasar negara. Sebagai dasar negara, Pancasila harus menjadi acuan dan corong dalam menghadapi berbagai tantangan global yang terus berkembang.

Baca Juga :  Ponpes Al-Ihsan Baron Kendari Diharapkan Melahirkan Hafiz Quran Berkeadaban, Hery: Kita Dukung

Di era globalisasi ini, peran generasi muda yang mewakili hati dan pikiran rakyat tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia.

“Generasi muda harus menjadi ujung tombak dalam setiap persoalan yang mengancam keutuhan, sebagai pilar bangsa diharapkan memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme dengan tetap bertumpu pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia meskipun banyak budaya asing masuk di negara kita,” harapnya.

Sejarah adalah pelajaran yang berharga. Masa lalu dan masa kini merupakan modal utama bagaimana masa depan terbentuk. Kita semua menjadi bagian dari pembuat sejarah bukan penikmat sejarah bangsa ini. (RED)

Komentar