Jenderal Sederhana Yang Memegang Teguh Filosofi “Air Laut”

Kendari, Sorot Sultra – “He who has never learned to obey, cannot be a good Commander.” Mungkin sebuah ungkapan Aristoteles itu, mestinya menjadi guiding principles untuk seorang pemimpin. Dikala masyarakat Indonesia masih memilah-milah sosok paten yang sesuai dengan ekspektasi mereka. Bahkan seorang anggota Indonesia Economic Forum, Theodore Permadi Rachmat mengatakan bahwa di dunia ini ada dua macam pemimpin, yakni Ordinary Leaders yang cenderung hanya menjalankan teknis Standar Operasional Prosedur sebagai seorang pemimpin, dan Extraordinary Leaders yang tidak hanya terikat dengan rutinitas teknis saja.

Sosok Kepemimpinan tipe kedua ini bergerak jauh di luar ekspektasi sebagai seorang pemimpin teknis saja. akan tetapi ia menjalankan amanah serta tanggung jawab yang diemban bukan hanya untuk kemajuan orang-orang yang dipimpinnya, namun lebih jauh, ia ikut berkontribusi dalam membangun budaya dan etos kerja mereka. Konsep yang dibangun oleh pemimpin uncommon ini, memang jauh dari kata baku, terkadang nyeleneh dan dinamis.

Mungkin inilah yang dirasakan oleh seluruh personil Polda Sultra yang saat ini dipimpin oleh seorang Jenderal Bintang Satu lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988. Jenderal bernama lengkap Brigjen. Pol. Andap Budhi Revianto, S.IK, yang saat ini memegang amanah sebagai Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara, tahu betul akan sense of mission yang kini diembannya. Dengan senantiasa memegang teguh prinsip Di manapun Air Laut Berada Pastilah Akan Terasa Asin, yang bermakna, di manapun kita berada jangan pernah memamerkan keberhasilan atas kemampuan diri kita, akan tetapi berikan ruang bagi orang lain untuk melakukan penilaian terhadap diri kita.

Baca Juga :  Masyarakat Desa Pamandati Doakan Umar Arsal jadi Anggota DPR RI Periode 2024-2029

Misi untuk menjaga netralitas lembaga Kepolisian yang diembannya, mungkin penuh dengan rintangan namun beliau anggap sebagai sebuah tantangan yang diwujudkan dalam bentuk purpose, passion dan perseverance. Karena secara etis dan normatif, ada Kode Etik Kepolisian yang harus dijaga dalam menjalankan tugas dan kewenangannya, mengacu kepada Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2011 yang mengharuskan setiap anggota Polri menghormati harkat dan martabat manusia berdasarkan prinsip dasar Hak Asasi Manusia.

Untuk itu, Andap Budhi Revianto berupaya membenahi internal Polda Sultra demi memenuhi ekspektasi masyarakat yang kadung masih mencibir kinerja Lembaga Kepolisian, khususnya yang berada di ruang lingkup Sulawesi Tenggara. Pembenahan internal ia mulai dengan menggalakkan kegiatan olahraga bersepeda ke kantor untuk tetap melatih fisik para personil kepolisian, dan menjadi sarana membangun komunikasi antar – maupun lintas personil, untuk terus menggali ide-ide baru dari jajaran di bawahnya yang bernilai positif dan dianggap mampu meningkatkan profesional anggota.

Selain buat penggalian ide, bersepeda juga dimanfaatkan sebagai ajang kunjungan ke beberapa daerah yang jarang, bahkan mungkin belum pernah terjamah oleh jajarannya, sekaligus dijadikan momentum silaturahmi kepada masyarakat di wilayah yang dilalui. Bahkan yang lebih mendalam dari gerakan bersepeda tersebut, sebagai bahan analisa sekaligus pantauan ke beberapa daerah yang akan dan sering mengalami konflik sosial.

Baca Juga :  Tim Kuasa Hukum AS Ajukan Eksepsi atas Dakwaan JPU dalam Perintangan Penyidikan Kasus Korupsi Pertambangan Nikel di Blok Mandiodo

Filosofi bersepeda senantiasa Ia implementasikan dalam membentuk karakter kepemimpinan selama bertugas, dimana hidup seorang pemimpin tidak selalu lurus dan mulus, terkadang pemimpin mesti menentukan posisi, arah, serta wajib mencari solusi buat menaklukkan setiap halangan di perlintasan yang tidak selamanya sama, agar tujuan dapat tercapai, dengan senantiasa berpegang pada sistem yang benar.

Dengan intensitas komunikasi ke masyarakat itu, values yang diharapkan oleh pemimpin walk the talk ini, tetap kokoh dan mampu diwariskan ke penerusnya kelak. Karena “Nothing remains on earth except changes“. (RED)

Komentar

Berita Terkait