800 TKA Dipekerjakan Untuk Membangun 3 Pabrik, dan 2 PLTU Baru PT. IMIP

Morowali, Sorot Sultra – Dengan masuknya tiga investor baru dari luar negeri, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), berencana akan membangun tiga pabrik pengolahan baja (smelter), dan dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), di kawasannya pada tahun 2018.
 
Beberapa pabrik dengan skala besar tersebut, terdiri dari pabrik carbon steel berkapasitas 3,5 juta ton pertahun dan dua pabrik NPI yang masing-masing berkapasitas 500 ribu dan 300 ribu ton pertahun. Sedangkan untuk mendukung kegiatan operasional ketiga pabrik baru itu, maka PT. IMIP juga akan membangun dua PLTU, dengan kapasitas 350×1 Megawatt, dan 65×2 Megawatt.
 
Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Media Relation PT. IMIP, Dedy Kurniawan yang mengatakan, “Guna kepentingan percepatan pembangunan infrastruktur dari tiga pabrik baru serta dua PLTU tersebut, diperkirakan rencana kebutuhan TKA akan bertambah kurang lebih 800-an orang, dan jika perkiraan ini benar, maka total jumlah TKA akan mendekati angka 3.000 orang, yang semuanya untuk kebutuhan kesebelas pabrik dan lima PLTU yang ada di dalam kawasan”.
 
Dedy berdalih, “Sistemnya juga ‘on end off’. Artinya, keberadaan TKA-TKA tersebut hanya sementara, karena jika pembangunan infrastruktur pabrik dan PLTU selesai, mereka langsung akan dipulangkan ke negaranya karena kontraknya juga telah berakhir,”.
 
“Jumlah 3.000 orang itu, hanya kebutuhan sementara terkait meningkatnya investasi yang berkembang di kawasan industri yang kami kelola, sedangkan jumlah TKA asal Tiongkok yang saat ini bekerja di dalam kawasan PT IMIP, berkisar 2.000-an orang dan seluruhnya sudah masuk dalam Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Kementerian Tenaga Kerja”.
 
“Seluruh TKA asal Tiongkok yang tersebar di pabrik-pabrik kami, jumlahnya bervariasi, ada yang 100-an orang dalam satu pabrik, dan ada juga yang mencapai 200-an orang,” katanya.
 
Saat ini, sebanyak delapan pabrik dan tiga PLTU yang telah beroperasi di dalam kawasan PT. IMIP, yang mana selain memproduksi Nikel Pig Iron, stainless steel, Hot Rolled Coil dan Cold Rolled Coil, di dalam kawasan itu, juga berdiri pabrik oksigen (oxcygen plant), pabrik kokas, dan tiga unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan total kapasitas mencapai 1.130 Megawatt.
 
Dedy menambahkan, “Terkait TKA, sejak dua tahun terakhir pihak kami juga sudah melakukan pengurangan secara bertahap, misalnya di PT Sulawesi Mining Investment (SMI), yang memproduksi Nickel Pig Iron dan Stainless Steel, dengan jumlah TKA yang tersisa sekitar 10 persen dari 2.000-an tenaga kerja di perusahaan itu”.
 
“Ini artinya, jumlah tenaga kerja Indonesia, sudah mencapai 90 persen atau sudah mendominasi dari keseluruhan jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan ini. Pengurangan tersebut juga akan dilakukan di seluruh pabrik dan PLTU yang beroperasi di dalam kawasan PT IMIP”.
 
Ia juga mengungkapkan bahwa pengurangan secara bertahap ini dilakukan karena proses alih teknologi dari TKA ke tenaga kerja Indonesia juga membutuhkan waktu lebih dari setahun, dan untuk mendukung alih teknologi tersebut, maka PT. IMIP yang bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian, telah membangun Politeknik Industri Logam Morowali di dalam kawasan.
 
Adapun jumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja dan tersebar di pabrik-pabrik yang ada di dalam kawasan PT IMIP, saat ini jumlahnya lebih dari 21 ribu orang, dan pada akhir tahun 2018, sekitar 25 Ribu tenaga kerja rencananya akan diserap oleh perusahaan itu.
 
“Banyaknya jumlah tenaga kerja Indonesia ini, dikarenakan kebutuhan pabrik yang memang banyak membutuhkan dukungan tenaga kerja. Apalagi, manajemen PT IMIP juga berkomitmen untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal (Indonesia) dalam pengoperasian seluruh pabrik dan kawasan”. Pungkasnya. (RED)
Baca Juga :  Tingkatkan Kesejahteraan Petani dan Nelayan, ASR Instruksikan Pengurus HKTI Sultra Laksanakan 4 Program Prioritas

Komentar