Merangkai Akal Hingga Sampai pada Pelataran Logika dan Menyentuh ke Dalam Rasa Nurani

Sepenggal kalimat yang tertuang dari keinginan seorang multi talenta yang senantiasa berharap dapat mencetak kesuksesan meski tebaran hambatan sering membuat hati nyeri menggapai keinginan untuk sekedar duduk dipojok sambil membiarkan linangan air mata menyentuh pipi, namun baginya hal itu bukanlah suatu aral, karena Dia sadar betul bahwa kehidupan harus terus diperjuangkan.

Meski tapaki hidup dengan penuh kesederhanaan, namun asa tetap harus diwujudkan, sehingga setiap badai harus disingkirkan, dengan suatu tekad kuat menghadirkan keyakinan hati bahwa hadirnya badai merupakan cambuk untuk mencapai impian menuju puncak yang tertinggi, hingga membawanya masuk menjadi salah satu Inspirasi Perempuan Indonesia dalam buku Kiprah Alumni HMI-Wati.

Itulah cerminan kisah dari seorang single parent dengan 4 orang putri dan 1 putra yang memiliki jiwa sosial sejak kecil, dan dunia sosial kemasyarakatannya semakin matang sejak bergabung di organisasi HMI pada tahun 1980, bahkan saat berada dalam naungan Pegawai Negeri Sipil pun beliau masih tetap berani menyuarakan persoalan dari golongan masyarakat tersholimi.

Baca Juga :  Anugerah Kebudayaan dalam Rangka Hari Pers Nasional di Kendari, 10 Kepala Daerah Presentasi di PWI Pusat

Sosok tegar wanita kelahiran Bau-bau, 13 Agustus 1954, bernama lengkap Waode Siti Mu’awiyah Ma’mun ini, selalu memegang prinsip ‘Inspirator bisa dengan mudah untuk mengajak orang pada kebaikan’, sehingga harus mampu membangun sebuah landasan berfikir tentang bagaimana menjalani hidup secara balance dan universal, karena menurutnya hidup mesti punya waktu untuk duduk bertafakur sesaat, berhenti dari hiruk pikuk alam fikir, agar dapat merasakan sensasi jiwa yang menembus kedalam rasa, untuk menemukan kesejatian diri saat berserah pada Sang Penguasa Jiwa yang Maha pengasih.

Penglahiran berbagai inspirasi dalam meningkatkan sumber daya Potensial untuk menjalani kehidupan, inilah yang sedang dijabarkan oleh Ketua Wanita Islam Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana Ia beranggapan bahwa pola didik di Indonesia hanya berkutat pada pembangunan kecerdasan Logika, dan Daya Fikir semata, sedangkan terhadap kecerdasan Spiritual sama sekali belum tersentuh, sementara hal itu sangat berpengaruh pada faktor kecerdasan Etika, Emosi, serta Intelegensi dari setiap diri manusia.

Menurutnya Kecerdasan Spiritual menyangkut empat elemen manusia sangat perlu diketahui oleh setiap insan dalam hidup didunia, yaitu Jasad, Nafsu/Jiwa, Nyawa, dan Daya, yang mana kesemuanya itu mampu dilakukan dengan sistim pendidikan manusia dalam waktu singkat, dan merupakan suatu terobosan baru sebagai persembahan darinya bagi seluruh umat manusia, yang telah dituangkan dalam buku berjudul Memahami Kegaiban Pada Diri Manusia, terbitan Elex Media Komputindo, tahun 2012, dengan penuh harapan semoga hasil karyanya ini dapat berguna untuk kemaslahatan.

Komentar